![]() |
Keindahan Sunrise di Atas Awan |
Setiap tahunnya, ribuan wisatawan domestik maupun
mancanegara rela menempuh perjalanan panjang demi bisa menyaksikan keindahan
matahari terbit di kawasan Bromo. Biasanya, para wisatawan sudah berangkat dini
hari agar tidak melewatkan momen langka ini. Lokasi terbaik untuk menikmati
sunrise di Bromo adalah di Penanjakan 1, sebuah bukit yang menjadi titik
tertinggi di kawasan Bromo. Dari sini, para pengunjung bisa melihat dengan
jelas matahari muncul perlahan dari balik perbukitan, memancarkan cahaya keemasan
yang menembus kabut tebal dan lautan awan. Pemandangan tersebut begitu memukau,
hingga membuat siapa pun yang menyaksikannya seakan lupa akan hiruk pikuk kota.
Menariknya, pesona sunrise di Bromo tidak hanya soal
matahari yang perlahan muncul. Ada panorama lain yang ikut menyempurnakan
keindahan tersebut. Dari kejauhan, Gunung Semeru tampak menjulang gagah dengan
sesekali menghembuskan asap tipis dari kawahnya. Di bawahnya, lautan pasir yang
luas dan kaldera Bromo menyuguhkan pemandangan eksotis yang jarang dijumpai di
tempat lain. Kabut tipis yang menyelimuti kawasan pegunungan di sekitarnya
membuat suasana semakin syahdu dan romantis. Tak heran jika banyak wisatawan
yang menyebut momen sunrise di Bromo sebagai salah satu keajaiban alam
Indonesia.
Selain Penanjakan 1, ada beberapa spot lain yang bisa
dijadikan lokasi favorit untuk menikmati sunrise di Bromo. Salah satunya adalah
Bukit Cinta yang letaknya tidak jauh dari Penanjakan 1. Tempat ini juga
menawarkan panorama matahari terbit yang menawan, dengan sudut pandang yang
sedikit berbeda. Dari sini, wisatawan bisa menyaksikan Gunung Batok yang
berdiri kokoh di depan Gunung Bromo, berpadu indah dengan gradasi warna langit
saat fajar mulai menyingsing. Jika ingin suasana yang lebih sepi dan tenang, Bukit
Kingkong bisa menjadi alternatif. Meski jalannya sedikit menantang, pemandangan
yang disajikan benar-benar sepadan dengan perjuangan yang ditempuh.
Setelah menikmati sunrise, perjalanan biasanya dilanjutkan
dengan turun ke lautan pasir. Wisatawan bisa menyewa jeep atau menunggang kuda
untuk mencapai area kawah Bromo. Perjalanan menyusuri lautan pasir yang luas
ini memberikan sensasi petualangan tersendiri. Begitu sampai di kawasan kawah,
pengunjung harus menaiki sekitar 250 anak tangga untuk sampai ke bibir kawah.
Dari atas, tampak jelas kawah Bromo yang masih aktif dengan asap putih mengepul
dari dalamnya. Meski bau belerang cukup menyengat, pemandangan dari bibir kawah
sangat sayang untuk dilewatkan.
Selain keindahan alamnya, kawasan Bromo juga kaya akan
budaya dan tradisi. Suku Tengger, masyarakat asli yang mendiami kawasan sekitar
Gunung Bromo, memiliki adat istiadat yang masih terjaga hingga kini. Salah satu
tradisi yang paling terkenal adalah upacara Yadnya Kasada. Dalam upacara ini,
masyarakat Tengger mempersembahkan hasil bumi, ternak, hingga sesaji lain ke
kawah Bromo sebagai bentuk syukur dan penghormatan kepada Sang Hyang Widhi.
Ritual yang berlangsung setiap bulan Kasada menurut penanggalan Jawa ini selalu
menarik perhatian wisatawan dan fotografer dari berbagai daerah.
![]() |
Keindahan Sunrise di Atas Awan |
Fasilitas di kawasan wisata Bromo juga sudah cukup memadai.
Tersedia berbagai pilihan penginapan mulai dari homestay sederhana hingga hotel
berbintang di sekitar Cemoro Lawang, desa terdekat dari Gunung Bromo. Selain
itu, tersedia juga penyewaan jeep yang bisa membawa wisatawan berkeliling ke
berbagai spot menarik di kawasan Bromo. Jika ingin lebih leluasa, banyak
wisatawan memilih menggunakan jasa pemandu lokal yang sudah berpengalaman agar
perjalanan lebih aman dan nyaman.
Akses menuju Bromo pun cukup mudah. Dari Malang, wisatawan
bisa menempuh perjalanan sekitar 2-3 jam menuju Tumpang lalu dilanjutkan ke
kawasan Bromo menggunakan jeep sewaan. Sedangkan dari Surabaya, perjalanan
menuju Bromo bisa ditempuh sekitar 3-4 jam via Probolinggo. Bagi yang tidak
ingin repot, tersedia banyak paket wisata Bromo sunrise yang bisa dipesan
secara online maupun melalui agen travel di kota-kota besar Jawa Timur.
Jika ingin mendapatkan pengalaman terbaik menikmati sunrise
di Bromo, sebaiknya datang saat musim kemarau, yaitu antara bulan Mei hingga
September. Pada musim ini, cuaca cenderung cerah sehingga peluang untuk
menyaksikan sunrise lebih besar. Suhu udara di Bromo saat dini hari bisa
mencapai 5 derajat Celsius atau bahkan di bawahnya. Oleh karena itu, pastikan
membawa jaket tebal, sarung tangan, syal, dan perlengkapan lain untuk menjaga
tubuh tetap hangat.
![]() |
Keindahan Sunrise di Atas Awan |
Keindahan sunrise di atas awan di Gunung Bromo memang
menawarkan pengalaman yang sulit dilupakan. Setiap momen di sini seakan
menghadirkan keajaiban alam yang membuat hati tak henti berdecak kagum. Dari
puncak Penanjakan hingga lautan pasir, dari kawah aktif hingga adat istiadat
Suku Tengger, semua berpadu menjadi satu harmoni keindahan yang hanya bisa
ditemukan di Bromo. Tak heran jika destinasi ini selalu menjadi primadona bagi
para pelancong lokal maupun internasional.
Mengunjungi Bromo bukan sekadar soal berburu foto indah,
tetapi juga tentang merasakan ketenangan, kekaguman, dan kedekatan dengan alam.
Setiap detik saat menyaksikan matahari terbit dari balik pegunungan menyadarkan
kita akan betapa luar biasanya alam Indonesia. Bagi siapa pun yang belum pernah
ke Bromo, destinasi ini wajib masuk ke daftar perjalanan berikutnya. Dan bagi
yang pernah, selalu ada alasan untuk kembali. Karena pesona Bromo, terutama
sunrise di atas awan, selalu berhasil membuat siapa saja jatuh hati.