vUr5v3Aga5Yx91u6PVcXOoUvbSaqSTTT1jtWFLWh
Bookmark

Menelusuri Kejayaan Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto

Radarngalam.com - Di balik hiruk-pikuk modernisasi, Trowulan tetap menjadi saksi bisu kejayaan salah satu kerajaan terbesar di Nusantara, yakni Kerajaan Majapahit. Terletak di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, kawasan ini diyakini sebagai pusat pemerintahan Majapahit yang berdiri sejak abad ke-13 hingga abad ke-15. Jejak sejarah yang tertinggal di Trowulan tak hanya berbentuk candi dan situs purbakala, tapi juga menyimpan nilai budaya dan filosofi kehidupan masyarakat masa lampau yang masih terasa hingga kini.



Kejayaan Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto


Trowulan memiliki daya tarik tersendiri bagi para pecinta sejarah dan budaya. Kawasan ini menawarkan suasana tenang, dikelilingi persawahan dan perkampungan yang asri, seolah membawa pengunjung kembali ke masa ketika Majapahit masih berjaya. Hampir di setiap sudut Trowulan, jejak peninggalan kuno bisa ditemui, mulai dari reruntuhan bangunan, sumur tua, hingga pecahan keramik dan batu bata merah yang tersebar di sekitar permukiman warga.

Candi Bajang Ratu: Gerbang Agung Penuh Cerita

Salah satu situs paling ikonik di Trowulan adalah Candi Bajang Ratu. Candi ini berbentuk gapura agung yang diyakini dibangun pada abad ke-14, masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Dengan tinggi mencapai 16,5 meter, Candi Bajang Ratu menampilkan arsitektur Majapahit yang khas, didominasi bata merah dengan ukiran relief yang sarat makna.

Relief yang terukir di candi ini menggambarkan berbagai kisah pewayangan dan cerita-cerita moral yang dahulu dijadikan panduan hidup masyarakat. Beberapa relief bahkan dipercaya berkaitan dengan kisah Sri Tanjung dan cerita kepercayaan Hindu-Buddha yang berkembang saat itu. Konon, gapura ini juga menjadi pintu masuk ke kompleks keraton Majapahit, tempat para raja dan bangsawan tinggal dan memerintah.

Suasana di sekitar Candi Bajang Ratu sangat tenang, dikelilingi pepohonan rindang dan taman yang tertata. Banyak wisatawan sengaja datang ke sini untuk berfoto atau sekadar merasakan aura sejarah yang kental.

Candi Tikus: Jejak Pemandian Kerajaan

Tak jauh dari Candi Bajang Ratu, ada Candi Tikus yang tak kalah menarik. Meski namanya cukup unik, Candi Tikus sebenarnya merupakan sebuah pemandian kerajaan yang diperkirakan dibangun pada abad ke-14. Bangunan ini berbentuk kolam berundak dengan pancuran air yang mengalir dari mulut patung berbentuk naga dan makara (makhluk mitologi Hindu-Buddha).

Dinamakan Candi Tikus karena dulu tempat ini ditemukan dalam keadaan tertimbun tanah dan dihuni oleh banyak tikus. Setelah dilakukan penggalian dan pemugaran, keindahan arsitektur dan fungsinya sebagai tempat pemandian para bangsawan kerajaan pun terungkap.

Di masa Majapahit, pemandian seperti ini bukan hanya untuk membersihkan diri, tapi juga menjadi tempat ritual penyucian diri sebelum upacara keagamaan atau kegiatan kenegaraan. Air yang mengalir di Candi Tikus dipercaya memiliki kekuatan magis untuk membersihkan energi negatif.

Museum Majapahit: Menyelami Kehidupan Masa Lalu

Untuk mengenal lebih dalam kehidupan masyarakat Majapahit, Museum Majapahit bisa jadi destinasi wajib saat berkunjung ke Trowulan. Museum ini menyimpan ribuan koleksi benda purbakala hasil temuan arkeologi di kawasan Trowulan dan sekitarnya.

Di dalam museum, pengunjung bisa melihat berbagai artefak seperti keramik Tiongkok dari abad ke-14, gerabah kuno, patung-patung dewa Hindu-Buddha, prasasti, hingga naskah kuno. Terdapat juga miniatur kawasan Keraton Majapahit yang menggambarkan bagaimana tata letak kota, istana, dan kawasan suci pada masa lampau.

Museum ini juga memberikan gambaran tentang sistem pemerintahan, sistem sosial, hingga aktivitas ekonomi masyarakat Majapahit yang ternyata sudah maju, dengan perdagangan yang menjangkau berbagai daerah di Asia Tenggara dan India.

Kejayaan Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto

Nuansa Mistis dan Ritual Adat

Selain situs bersejarah, Trowulan juga dikenal dengan nuansa mistisnya. Masyarakat sekitar masih sangat menjaga tradisi dan kepercayaan yang diwariskan secara turun-temurun. Setiap tahun, beberapa ritual adat masih rutin digelar di kawasan situs, seperti bersih desa dan upacara penghormatan leluhur di situs-situs tertentu.

Wisatawan yang berkunjung ke Trowulan tak jarang merasakan atmosfer berbeda saat berada di area situs, terutama saat sore menjelang malam. Banyak yang percaya, kawasan ini masih dijaga oleh roh para leluhur Majapahit. Beberapa warga setempat juga menjadi juru kunci yang bertugas merawat dan menjaga situs-situs tersebut.

Destinasi Lain di Sekitar Trowulan

Selain Candi Bajang Ratu dan Candi Tikus, Trowulan masih memiliki beberapa destinasi menarik lain yang patut dikunjungi. Salah satunya adalah Gapura Wringin Lawang, sebuah pintu gerbang besar berbahan bata merah yang diperkirakan menjadi pintu masuk ke kawasan keraton Majapahit. Dengan tinggi sekitar 15 meter, gapura ini menjadi bukti betapa megahnya arsitektur Majapahit di masanya.

Ada juga Makam Troloyo, yang dikenal sebagai kompleks makam Islam tertua di Jawa Timur. Di sinilah konon dimakamkan para ulama dan tokoh penting penyebar Islam pada masa akhir Majapahit. Keberadaan makam ini menjadi bukti bahwa pada masa itu sudah terjadi akulturasi budaya antara Hindu-Buddha dan Islam.

Wisata Edukasi dan Budaya

Pemerintah Kabupaten Mojokerto bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan terus melakukan upaya pelestarian dan pengembangan kawasan ini sebagai destinasi wisata sejarah dan edukasi. Beberapa paket wisata edukasi pun ditawarkan, di mana pengunjung bisa belajar langsung tentang proses penggalian situs, cara konservasi artefak, hingga mengikuti workshop pembuatan replika kerajinan kuno.

Beberapa komunitas sejarah juga rutin mengadakan tur tematik di kawasan Trowulan, seperti tur jejak Hayam Wuruk, tur situs-situs pemandian kuno, hingga napak tilas jalur perdagangan Majapahit.

Penutup

Trowulan bukan sekadar destinasi wisata sejarah, tapi juga ruang hidup yang menyimpan kisah kejayaan masa lalu. Setiap bata merah yang tersusun rapi, setiap relief yang terukir di dinding candi, hingga tradisi adat yang masih lestari, menjadi pengingat bahwa Indonesia pernah memiliki peradaban besar yang dihormati hingga mancanegara. Mengunjungi Trowulan bukan hanya tentang melihat peninggalan sejarah, tapi juga belajar tentang nilai kehidupan, harmoni budaya, dan kebesaran leluhur Nusantara.

Jika kamu ingin merasakan atmosfer kerajaan kuno sambil menyusuri situs-situs bersejarah yang autentik, Trowulan di Mojokerto wajib masuk dalam daftar perjalananmu.

 

 

Kejayaan Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto