Letaknya yang strategis menjadikan benteng ini sebagai pusat
pertahanan sekaligus markas militer Belanda untuk mengontrol pergerakan
masyarakat pribumi, khususnya saat terjadi perlawanan-perlawanan rakyat
terhadap pemerintah kolonial. Benteng Van den Bosch juga berfungsi untuk
menjaga jalur perdagangan sungai yang sangat vital pada masa itu.
![]() |
Benteng Van den Bosch |
Sejarah Singkat Benteng Van den Bosch
Johannes van den Bosch, seorang Gubernur Jenderal Hindia
Belanda yang terkenal dengan sistem tanam paksa (Cultuurstelsel), memerintahkan
pembangunan benteng ini sebagai upaya memperkuat cengkeraman kekuasaan Belanda
di Jawa Timur. Selain sebagai pos militer, benteng ini juga berfungsi sebagai
tempat penahanan para pejuang yang dianggap memberontak, serta sebagai gudang
senjata dan logistik.
Pada masanya, Benteng Van den Bosch menjadi markas komando
pasukan Belanda yang siap menghadapi serangan dari arah manapun. Bahkan,
bangunan ini dirancang khusus agar mampu bertahan dari serangan musuh yang
datang lewat sungai atau daratan. Tidak heran jika benteng ini didirikan di
atas lahan seluas 15 hektare, lengkap dengan dinding kokoh setinggi 4 meter dan
parit pertahanan di sekelilingnya.
Arsitektur Klasik yang Masih Terlihat Kokoh
Secara arsitektural, Benteng Van den Bosch memiliki desain
yang khas ala benteng Eropa abad ke-19. Bangunannya berbentuk persegi dengan
area tengah yang luas sebagai halaman utama. Dinding-dindingnya terbuat dari
bata merah yang dilapisi semen, didesain tebal untuk menahan gempuran meriam.
Beberapa sudut benteng masih mempertahankan ruangan-ruangan
seperti barak tentara, gudang senjata, pos pengintai, ruang bawah tanah, dan
sel tahanan. Meskipun sebagian bangunan telah runtuh dan mengalami kerusakan
akibat usia serta faktor alam, sisa-sisa konstruksi benteng tetap
memperlihatkan kejayaan masa lalu.
Yang menarik, di beberapa bagian dinding benteng masih
terlihat coretan tangan para tentara zaman dulu. Coretan-coretan ini menjadi
jejak personal para serdadu kolonial yang pernah bertugas di sana, sekaligus
menambah nilai historis bangunan tersebut.
Nuansa Mistis dan Suasana Tua yang Kental
Benteng Van den Bosch tidak hanya menyajikan panorama
bangunan tua, tetapi juga menghadirkan suasana misterius yang memikat. Kawasan
benteng yang dikelilingi pepohonan besar dan rimbun membuat suasana di dalamnya
terasa sejuk, sekaligus menyimpan nuansa mistis.
Tak jarang, wisatawan yang datang ke benteng ini mengaku
merasakan atmosfer berbeda saat berada di dalam bangunan. Kisah-kisah tentang
penampakan dan suara-suara aneh pun berkembang di kalangan masyarakat sekitar,
terutama di area bekas sel tahanan dan ruang bawah tanah yang konon menjadi
tempat eksekusi para tahanan politik pada masa kolonial.
Meski demikian, nuansa ini justru menjadi daya tarik
tersendiri bagi para pecinta wisata sejarah dan fotografi. Banyak pengunjung
sengaja datang untuk mengabadikan suasana dramatis di balik dinding tua benteng
yang mulai ditumbuhi lumut.
Destinasi Wisata Sejarah Favorit di Ngawi
Kini, Benteng Van den Bosch telah diresmikan sebagai salah
satu destinasi wisata sejarah unggulan di Kabupaten Ngawi. Pemerintah daerah
bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus melakukan upaya konservasi
dan revitalisasi kawasan benteng agar tetap lestari sekaligus nyaman dikunjungi
wisatawan.
Di sekitar kawasan benteng, telah dibangun berbagai
fasilitas penunjang seperti area parkir luas, taman hijau, toilet umum, dan
gazebo untuk bersantai. Pengunjung juga bisa menikmati panorama Sungai Bengawan
Solo yang mengalir tak jauh dari area benteng.
Saat akhir pekan atau libur panjang, kawasan ini kerap
dipadati wisatawan lokal maupun luar kota yang ingin menikmati suasana benteng
sekaligus belajar sejarah. Tak jarang pula, lokasi ini dijadikan latar belakang
prewedding, pemotretan komunitas, hingga lokasi syuting film bertema sejarah.
![]() |
Benteng Van den Bosch |
Aktivitas Menarik yang Bisa Dilakukan
Selain menikmati keindahan bangunan tua dan berfoto di
berbagai spot Instagramable, pengunjung bisa melakukan beberapa aktivitas
menarik di sekitar Benteng Van den Bosch. Salah satunya adalah menyusuri area
benteng sambil mengikuti tur sejarah yang disediakan oleh pemandu lokal. Lewat
tur ini, wisatawan akan diajak mengenal lebih dalam tentang sejarah pembangunan
benteng, fungsi tiap ruangan, hingga kisah-kisah mistis yang menyelimutinya.
Bagi pecinta fotografi, kawasan benteng menawarkan berbagai
sudut menarik dengan latar bangunan kolonial, pepohonan besar, dan
lorong-lorong tua yang eksotis. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah saat pagi
atau sore hari, ketika sinar matahari menciptakan bayangan dramatis di balik
reruntuhan bangunan.
Wisata Edukasi dan Peninggalan Budaya
Selain sebagai tempat wisata, Benteng Van den Bosch juga
menjadi lokasi edukasi sejarah bagi pelajar dan mahasiswa. Banyak sekolah dan
kampus di Ngawi dan sekitarnya yang menjadikan kawasan ini sebagai destinasi
studi lapangan untuk mata pelajaran sejarah atau arsitektur kolonial.
Setiap tahunnya, pemerintah daerah juga mengadakan berbagai
event budaya di kawasan benteng, seperti pentas seni, festival kuliner, hingga
pameran kerajinan lokal. Kegiatan ini bertujuan menghidupkan kembali suasana
kawasan sekaligus mengenalkan potensi wisata sejarah Ngawi kepada masyarakat
luas.
Penutup
Benteng Van den Bosch bukan sekadar bangunan tua bersejarah,
tetapi juga saksi perjalanan panjang sejarah kolonial di Jawa Timur.
Keberadaannya menjadi pengingat tentang perjuangan rakyat Nusantara melawan
penjajahan sekaligus wujud kekayaan budaya dan arsitektur masa lampau yang
patut dijaga.
Bagi kamu pecinta wisata sejarah, fotografi, atau sekadar
ingin menikmati suasana berbeda di akhir pekan, Benteng Van den Bosch bisa jadi
destinasi yang tepat. Suasana benteng yang penuh cerita, dipadu nuansa mistis
dan keindahan alam di sekitarnya, akan memberimu pengalaman wisata yang tak
terlupakan saat berkunjung ke Kabupaten Ngawi.
![]() |
Benteng Van den Bosch |